cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora
ISSN : 24604208     EISSN : 25497685     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2023)" : 10 Documents clear
Pengaruh Profitabilitas, Efisiensi & Covid-19 Terhadap Kredit Bermasalah Pada Ukuran Perusahaan Pada Tahun 2018-2021 Sebagai Variabel Moderating Dadan Nurhidayat; Erlangga Tri Adhiguna; Sri Dewi Nur Pasha; Pardomuan Sihombing
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.1752

Abstract

The purpose of this research is to examine the relationship between profitability ratios (ROA), efficiency ratios (BOPO), the Covid-19 pandemic & firm size, and banking non-performing loans (NPL). The study population consisted of Indonesia Stock Exchange (IDX)-listed banking issuers from 2018 to 2021. The method of sampling was purposive, with the researcher establishing the criteria for selecting a sample of 17 banking companies, and the methodology was panel data regression with the Random Effect Model (REM). The study found that the profitability ratio (ROA) and Covid-19 partially have no significant effect on NPL, but in the other hand, the efficiency ratio (BOPO) and the firm size negatively impacting NPL. Furthermore, the  size of a company can moderates the outcome of profitability (ROA) on NPL, then, it strengthens the influence between the two variables. The effect of efficiency ratio (BOPO) on NPL cannot be moderated by firm size while the impact Covid-19 pandemic on NPL can be moderated by firm size in the term of strengthening influence between variables. Conclusion: It is critical for commercial banks in Indonesia to maintain a healthy financial ratio in order to control non-performing loans.Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasio profitabilitas (ROA), rasio efisiensi (BOPO), pandemi COVID-19 & ukuran perusahaan, dan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021. Metode pengambilan sampel adalah purposive, dimana peneliti menetapkan kriteria untuk memilih sampel sebanyak 17 perusahaan perbankan, dan metodologi yang digunakan adalah regresi data panel dengan Random Effect Model (REM). Studi ini menemukan bahwa rasio profitabilitas (ROA) dan Covid-19 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap NPL, namun pada sisi yang lain, hasil rasio efisiensi (BOPO) dan ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif terhadap NPL. Selanjutnya, ukuran perusahaan dapat memoderasi pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap NPL, kemudian ukuran perusahaan memperkuat pengaruh antara kedua variabel tersebut. Pengaruh rasio efisiensi (BOPO) terhadap NPL tidak dapat dimoderasi oleh ukuran perusahaan sedangkan dampak pandemi Covid-19 terhadap NPL dapat dimoderasi oleh ukuran perusahaan dalam hal penguatan pengaruh antar variabel. Kesimpulan: Sangat penting bagi bank umum di Indonesia untuk menjaga rasio keuangan yang sehat untuk mengendalikan kredit bermasalah.
Implikasi Pendidikan Keagamaan Terhadap Moderasi Beragama di SMTK Marturia Sentani Kabupaten Jayapura Tahun 2022 Hendrik Belwawin; Fransina O Abineno
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.1909

Abstract

Religious moderation is not only limited to the scope of cognition, but the essence of it requires a moderate attitude in form of action. This study tries to find out the implications of religious education on religious moderation in SMTK Maturia Sentani. The method used in this study was descriptive qaulitaive. The samples of this study were taken from 18 students of twelth grade and 14 teachers. Techniques in collecting data were applied by questionnaires and in-depth interviews. To analyze the data, firstly the percentage of each indicator of religious moderation is carried out such as national commitmen, tolerance, the way of peace, cultural accommodation, and the implications of Christian religious education. Then the percentage results are compared with the interview results as a form of confirmation. The results of this study reveal that students have a high national commitment, prioritize the attitude of peaceful way such as deliberation, dialogue, and do local wisdom as cultrural acomodation for bridging the peaceful like “bakar batu”. However, this study also found or detected the indicator of early radicalism in students. The form of radicalism is not accepting the existence of other groups or religions in their environment and feeling uncomfortable living side by side with other religions. Related to curriculum to support religious moderation, the subject of religious moderation can be included into active curriculum to suppress the emergence of exclusive views.Moderasi beragama tidak hanya sebatas pada ranah kognisi saja, tetapi hekekat dari moderasi beragama membutuhkan sikap yang moderat yaitu berupa tindakan. Penelitian ini berusaha melihat implikasi pendidikan keagamaan terhadap moderasi beragama pada siswa SMTK Maturia Sentani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 18 siswa yang diambil dari siswa kelas XII dan 14 guru tetap. Teknik dalam mengumpulkan data adalah melalui kuisioner dan wawancara mendalam. Untuk menganalisa data pertama dilakukan persentase pada masing-masing indikator moderasi beragama seperti komitmen kebangsaan, toleransi, jalan damai, akomodasi budaya, dan implikasi pendidikan agama Kristen. Kemudian hasil persentase tersebut disandingkan dengan hasil wawancara sebagai bentuk konfirmasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai komitmen kebangsaan yang tinggi, mengutamakan sikap jalan damai seperti musyawarah, dialog dan yang bersifat kearifan lokal sebagai akomodasi budaya seperti “bakar batu”. Namun penelitian ini juga menemukan atau mendeteksi bibit radikalisme pada siswa. Bentuk sikap radikalisme pada beberapa siswa adalah tidak menerima keberadaan kelompok/agama lain di lingkungan mereka dan merasa tidak nyaman hidup berdampingan dengan agama lain. Implikasi pendidikan keagamaan  menyarankan mata pelajaran moderasi agama termuat dalam kurikulum untuk menekan munculnya pandangan ekslusif.
Strategi Peningkatan Budaya Literasi Melalui Program Gendis Sewu di Perpustakaan Rakyat Pangesangan Kota Surabaya Ananda Yorkie Pahlawan; Sri Wibawani
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2079

Abstract

The results of the 2018 Program for International Student Assessment (PISA) study stated that Indonesia was ranked 72nd out of 78 countries. This rating shows that the Indonesian people are in a state of literacy emergency. The city of Surabaya, which is known as a city of literacy, is currently taking corrective action as a step to improve literacy skills through the Gendis Sewu program (The Movement to Give Birth to 1000 Writers and 1000 Storytellers). The purpose of this study was to determine the strategic management process carried out by the Pagesangan People's Library, Jambangan District, Surabaya City in increasing literacy culture through the Gendis Sewu program. The research method used is a qualitative descriptive research approach. Data obtained through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the overall strategy is running well. This is evidenced by the Gendis Sewu program being manifested in various program innovations and supported by adequate human resource capabilities. There are obstacles, namely the initial introduction phase and the involvement of the role of parents to introduce stories. These obstacles are overcome by corrective steps by focusing on corrective action efforts and problem solving in response to the obstacles that occur. However, the budget determination carried out in the Gendis Sewu program does not adhere to the principles of public sector budgeting or in other words the budget used is a non-budgetary budget.Hasil studi Program for Internationall Student Assessment (PISA) pada 2018 menyebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-72 daril 78 lnegara. Peringkat ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia berada pada kondisi darurat literasi.  Kota Surabaya yang dikenal sebagai kota literasi saat ini melakukan tindakan korektif sebagai langkah meningkatkan kemampuan literasi melalui programl Gendis Sewul (Gerakanl Melahirkan 1000l Penulis danl 1000 lPendongeng). Tujuan dari penelitian inil adalah untuk mengetahui proses manajemen strategi yang dilakukan oleh Perpustakaan Rakyat Pagesangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya dalam meningkatkan budaya literasi melalui program Gendis Sewu. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan strategi yang dilakukan berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan program Gendis Sewu yang diwujudkan dalam berbagai inovasi program dan ditunjang dengan kemampuan SDM yang memadai. Terdapat hambatan yakni fase pengenalan awal dan keterlibatan peran orangtua untuk mengenalkan dongeng. Hambatan tersebut diatasi dengan langkah korektif dengan berfokus pada upaya tindakan perbaikan dan pemecahan masalah sebagai respon dari hambatan yang terjadi. Namun, penetapan anggaran yang dilakukan pada program Gendis Sewu tidak menjalankan prinsip anggaran sektor publik atau dengan kata lain anggaran yang digunakan adalah anggaran non budgeter.
Prostitution: Governor Sutiyoso’s Social Engineering In Transforming Lokaliasasi Kramat Tunggak Into The Jakarta Islamic Center Sahruddin Lubis; Hari Zamharir
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2008

Abstract

Kebijakan Gubernur Sutiyoso untuk mengubah tempat prostitusi Kramat Tunggak menjadi pusat kegiatan keagamaan tampaknya sesuatu yang baru, mengingat adopsi pendekatan sosial jangka panjang yang membuahkan hasil dan dukungan pemerintah daerah yang wajar dengan memotong jalur birokrasi untuk memastikan mulusnya aliran anggaran. Makalah ini mengeksplorasi pendekatan sosial Sutiyoso terhadap program penutupan lokalisasi prostitusi ini. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif beserta meta-analisisnya. Konsep yang digunakan adalah pendekatan sosial, musyawarah, dan pemangkasan birokrasi. Temuan dari penelitian ini adalah pelaksanaan penutupan lokalisasi Kramat Tunggak berhasil dilakukan dan hampir tidak ada perlawanan yang muncul, serta birokrasi DKI Jakarta secara efisien mendukung pelaksanaan tersebut.Governor Sutiyoso’s policy to transform Kramat Tunggak prostitution site into a center of religious activities seems to have no precedence, given his adoption of long-stage of social approach to executing the program and the corollary local government’s back-up by banishing bureaucracy to ensure the flow of the budget. The paper explores Sutiyoso’s social approach to the program of the closure of this site. The method used is qualitative research method along with the meta- analyses. The concepts used are social approach, deliberation, and banishing bureaucracy. The finding of the study is that the execution of terminating services at the prostitution site was successfully done and hardly any resistance appeared, and the bureaucracy of DKI Jakarta efficiently supported the execution.
Mengukur Keamanan Siber Indonesia Melalui Indikator Pilar Kerjasama Dalam Global Cybersecurity Index (GCI) Feline Cloramidine; Muhammad Badaruddin
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.1957

Abstract

The revolution of digital technology has changed the landscape of international relations. Communication patterns between countries are becoming more transparent, multi-channel, and involving various parties with dynamic participation from non-state actors. These changing conditions benefit our lives while bringing new challenges that must be managed together internationally. This study discusses Indonesia's ability to manage its cyberspace which is assessed through the Global Cybersecurity Index (GCI) variable. Researchers are interested in analyzing Indonesia's commitment in meeting GCI guidelines, especially on indicators from the pillars of international cooperation that have succeeded in obtaining maximum assessment points from Indonesia's GCI score. Although, from some of the indicators mentioned it is not clearly illustrated whether it is achieved well or not. This research was conducted with qualitative methods, especially case studies to analyze cases systematically and also literature study data collection techniques. To achieve this goal, this article prepared by describing the importance of the pillars of international cooperation in improving Indonesia's global cybersecurity index score in the first part. Then we presented a map of cyberattacks against Indonesia from 2018 to 2020 and compared it with the increase in Indonesia's GCI score in the same period. This paper also describe the dynamics of relations between Indonesian ministries and institutions with their international partners for the third part. Finally, in the fourth part, this paper examine the advantages and disadvantages of Indonesia's efforts to improve the performance of its international cooperation in order to improve the level of its cybersecurity.' Revolusi teknologi digital telah mengubah lanskap hubungan internasional. Pola komunikasi antar negara menjadi lebih transparan, multi-channel, dan melibatkan berbagai pihak dengan partisipasi yang dinamis dari aktor non-negara. Kondisi yang berubah ini menguntungkan kehidupan kita sekaligus membawa tantangan baru yang harus dikelola bersama secara internasional. Penelitian ini membahas tentang kemampuan Indonesia dalam mengelola ruang sibernya yang dinilai melalui variabel Global Cybersecurity Index (GCI). Peneliti tertarik untuk menganalisis komitmen Indonesia dalam memenuhi pedoman GCI, khususnya pada indikator-indikator dari pilar kerjasama internasional yang berhasil mendapatkan poin penilaian maksimal dari skor GCI Indonesia. Meskipun, dari beberapa indikator yang disebutkan tidak tergambar dengan jelas apakah tercapai dengan baik atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, khususnya studi kasus untuk menganalisis kasus secara sistematis dan juga teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, artikel ini disusun dengan menggambarkan pentingnya pilar kerjasama internasional dalam meningkatkan skor indeks keamanan siber global Indonesia pada bagian pertama. Kemudian kami memaparkan peta serangan siber terhadap Indonesia dari tahun 2018 hingga 2020 dan membandingkannya dengan peningkatan skor GCI Indonesia pada periode yang sama. Tulisan ini juga menggambarkan dinamika hubungan kementerian dan lembaga Indonesia dengan mitra internasionalnya untuk bagian ketiga. Terakhir, pada bagian keempat, makalah ini mengkaji apa keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari upaya Indonesia dalam meningkatkan kinerja kerjasama internasionalnya dalam rangka meningkatkan tingkat keamanan sibernya.
Indonesia Policy In Resolving The North Natuna Sea Conflict With Tiongkok: A Case Study Of Illegal Fishing In 2019-2020 Suhanto Suhanto; Ayunita Adi Putri
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2210

Abstract

Artikel ini menjelaskan bagaimana strategi Pemerintah dalam menyelesaikan sengketa illegal fishing oleh nelayan China di Laut Natuna Utara yang merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE Indonesia berdasarkan UNCLOS 1982. Upaya penanggulangan untuk melindungi wilayah laut Indonesia dari illegal fishing, aktivitas penangkapan ikan, permasalahan ini merupakan bagian dari kejahatan transnasional terorganisir yang tentunya dapat merugikan perekonomian Indonesia. Metode pengumpulan data melalui studi pustaka dimana data diambil melalui website resmi, buku, jurnal, dan relevan dengan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Peneliti menggunakan konsep kepentingan nasional dalam mewujudkan politik luar negeri Indonesia menuju Poros Maritim Dunia Indonesia, dalam hal ini, pemerintah dapat menekankan segala upayanya untuk menegakkan hukum di laut Indonesia dan memberantas kegiatan illegal fishing di Laut Natuna Utara. Hasil penelitian membuktikan bahwa sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 banyak nelayan China yang masuk ke wilayah laut Natuna Utara untuk melakukan kegiatan illegal fishing yang dikawal langsung oleh China Coast Guard (CCG). Untuk mengatasi klaim sepihak Tiongkok, perubahan nama juga dilakukan oleh pihak Indonesia dan diakui secara hukum oleh PBB pada tahun 2017.This article describes how the Government’s strategy in resolving disputes over illegal fishing activities by Chinese fishermen in The North Natuna Sea, which is part of Indonesia's Exclusive Economic Zone or EEZ based on UNCLOS 1982. The implementation of countermeasures effort to protect Indonesia’s marine area from illegal fishing activities, this issue is a part of transnational organized crime which of course can harm Indonesia economic. The data collection methods through the literature study where the data is taken through the official website, books, journals, and relevant to this research. The research method used is qualitative approach with descriptive type. The researcher also uses the concept of national interest in realizing Indonesia's foreign policy towards an Indonesia's Global Maritime Axis, where the government can emphasize all its efforts to enforce the law in the Indonesia’s sea and combat illegal fishing activities in The North Natuna Sea. The results of this research prove that from 2019 until 2020 there are many Chinese fishermen who deliberately enter to The North Natuna sea area to conduct illegal fishing activities which are directly escorted by the China Coast Guard (CCG). The name change was also executed by the Indonesian side and was legally recognized by the United Nations in 2017. In order to overcome unilateral claims made by Tiongkok.
Eksistensi Surat Kabar Media Indonesia di Era Digital Apriansyah Apriansyah; Helmi Fithriansyah; Teguh Rahadian
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2351

Abstract

Competition in the media industry today is increasingly competitive. Competition is often an important factor in improving the performance of a media in maintaining its existence in the competition between media. The print media industry is faced with a variety of obstacles, ranging from high production and distribution costs to advances in information communication technology. The ability to adapt and innovate is needed to avoid the displacement of print media in the mass media industry. This research was conducted on Media Indonesia as a print-based conventional media industry that continues to strive to maintain its existence in the midst of the rapid presence of new media. This research uses the theory of Media Economics as originated by Robert Pickard, Media Economics is a study of how the media as an industry utilizes limited resources to produce and distribute content or content to audiences that aims to meet demands and needs. Through the interview method, information on what obstacles are currently faced in the media industry, especially print, can be confirmed. The high cost of production and distribution, changes in people's culture in seeking and consuming information and advances in communication information technology are also obstacles that must be taken seriously by industry players in print media.Kompetisi pada industri media saat ini semakin kompetitif. Kompetisi seringkali menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja sebuah media dalam mempertahankan eksistensinya di persaingan antar media. Industri media cetak dihadapkan pada beragam kendala, mulai dari mahalnya biaya produksi dan distribusi hingga kemajuan teknologi informasi komunikasi. Kemampuan beradaptasi dan berinovasi diperlukan untuk menghindari tergusurnya media cetak dalam kancah industri media masa. Penelitian ini dilakukan terhadap Media Indonesia sebagai industri media konvensional berbasis cetak yang terus berupaya mempertahakan eksistensinya di tengah derasnya kehadiran media baru. Penelitian ini menggunakan teori Ekonomi Media sebagaimana dicetus Robert Pickard, Ekomoni Media merupakan studi yang mempelajari bagaimana media sebagai industri memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi dan mendistribusikan isi atau konten kepada khalayak yang bertujuan untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan. Melalui metode wawancara, informasi mengenai kendala apa saja yang saat ini dihadapi dalam industri media terutama cetak bisa dikonfirmasi. Mahalnya biaya produksi dan distribusi, perubahan budaya masyarakat dalam mencari dan mengkonsumsi informasi serta kemajuan teknologi informasi komunikasi juga menjadi kendala yang harus disikapi secara serius oleh pelaku industri di media cetak.
Pengaruh Implementasi Program Qlue dan Komitmen Organisasi Terhadap Efektivitas Pelayanan Publik di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2018 Lijan Poltak Sinambela; Rusman Ghazali; Senja Diana Rosai
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2329

Abstract

Community service can be categorized as effective if the community gets the ease of service with a short, fast, precise and satisfying procedure. The success of increasing the effectiveness of public services is determined by various variables, including the variable of the government's ability to increase the organizational commitment of government officials. Especially for the government of the Special Capital Region of Jakarta, the demands of the community for the convenience of public services are increasingly emerging. The DKI Jakarta government has responded to this by developing various information technologies through various programs, one of which is the QLUE program. This program is expected to provide convenience in making public complaints, so that service effectiveness can be increased. In order for this program to be accepted and to solve various community problems, the DKI Provincial Government is collaborating with various parties and adding a variety of channels for public complaints. This inspired the writer to research the effectiveness of public services in DKI Jakarta. The results of this study indicate that the implementation of the QLUE program and organizational commitment amounted to 89.0% of the effectiveness of public services in the DKI Jakarta Provincial Government. Partially test that indicators of work motivation and work performance have a dominant influence.  Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan. Keberhasilan meningkatkan efektivitas pelayanan publik ditentukan berbagai peubah, di antaranya peubah kemampuan pemerintah dalam meningkatkan komitmen organisasi aparat pemerintah. Terlebih bagi pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, tuntutan masyarakat memperoleh kemudahan pelayanan publik semakin mengemuka. Hal ini pun direspon pemerintah DKI Jakarta dengan mengembangkan berbagai teknologi informasi melalui berbagai program, di antaranya adalah program QLUE. Program ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pengaduan publik, sehingga efektivitas pelayanan dapat ditingkatkan. Agar program ini dapat diterima dan menyelesaikan berbagai masalah masyarakat, Pemprov DKI melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dan menambah variasi kanal untuk pengaduan publik. Hal itu menginspirasi penulis untuk meneliti efektivitas pelayanan publik di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program QLUE dan komitmen organisasi sebesar 89,0% terhadap efektivitas pelayanan publik di pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Uji secara parsial bahwa indikator motivasi kerja dan prestasi kerja memberikan pengaruh dominan
Menguji Asas-Asan Umum Pemerintahan Yang Baik Pada UU Nomor 9 Tahun 2004 Menjadi Norma Hukum Yang Dapat Menentukan Kesalahan Berdasarkan Praktik di PTUN Ahmad Sobari
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2353

Abstract

Law Number 9 of 2004 concerning Amendment to Law Number 5 of 1986 which was amended by Law Number 51 of 2009 concerning the Second Amendment to Law No. 5 of 1986 concerning the State Administrative Court (PTUN) which includes “the general principles of good governance” (AUPB) as one of the grounds for a lawsuit in the event that the plaintiff feels harmed by a State Administrative decision. By including the General Principles of Good Governance in the provisions of Law no. 9 of 2004 in Article 52 paragraph (2) and its explanation, the application of the general principles of good governance, in terms of being the basis for a lawsuit, is considered to have a strong legal basis. The implication is related to the reason for the lawsuit, even in cases at the Administrative Court, it is one of the basic considerations of the judge's decision in making a decision. Based on the theory of Error (wederrechtelijk theorien) that the element of Error is expressly stated as an element of an act (delict), then not proving this element in court will cause the judge to decide on an acquittal. Fundamentally, “principle” is the basis of general and abstract thinking and does not have sanctions, while a norm is a concrete law and has sanctions. The principle does not have clear or concrete elements and cannot be used as a basis for claims and considerations for an act that is wrong or right. Research in this paper is normative research with a statutory approach. The conclusion of this study is that the principle is a source of law, as something that is the beginning of law, is still abstract, broad, and general. Whereas a provision in a legal norm is a derivative, application, or further regulation of a legal principle, in which the legal norms should be formulated as clearly and firmly as possible, set out in detail so that multiple interpretations do not occur which harm and violate the human rights of the party being sued.Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang diamandemen oleh Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang menyertakan “asas-asas umum pemerintahan yang baik” (AUPB) menjadi salah satu dasar gugatan dalam hal penggugat merasa dirugikan oleh suatu keputusan Tata Usaha Negara. Dengan dimasukannya AUPB dalam ketentuan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 pada Pasal 52 ayat (2) beserta penjelasannya, maka penerapan asas-asas umum pemerintahan yang baik, dalam hal sebagai landasan gugatan, dianggap mempunyai pijakan yang kuat secara hukum. Impliksinya adalah berkaitan dengan dasar alasan gugatan itu sendiri, dan dalam perkara di PTUN menjadi salah satu dasar pertimbangan putusan hakim dalam menjatuhkan putusan. Berdasarkan teori kesalahan (wederrechtelijk theorien) bahwa unsur wederrecttelijk dinyatakan secara tegas sebagai unsur dari suatu perbuatan (delik), maka tidak terbuktinya unsur tersebut di dalam peradilan akan menyebabkan hakim harus memutus sesuatu pembebasan. Secara mendasar, “asas” adalah dasar dari pemikiran yang bersifat umum dan abstrak dan tidak mempunyai sanksi sedangkan suatu norma merupakan hukum konkrit dan mempunyai sanksi. Suatu asas tidak mempunyai unsur-unsur yang jelas atau konkrit dan tidak dapat dijadikan dasar gugatan dan tidak tepat menjadi dasar dari pertimbangan atas suatu perbuatan yang salah atau benar. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah asas merupakan sumber hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, masih bersifat abstrak, luas, umum. Sedangkan suatu ketentuan dalam norma hukum merupakan turunan, penerapan atau pengaturan lebih lanjut dari asas hukum, dimana norma hukum sedapat mungkin harus dirumuskan unsur-unsurnya dengan jelas dan tegas, termaktub secara rinci agar tidak terjadi multi tafsir sehingga merugikan dan melanggar hak asasi pihak yang digugat.
Respon Amerika Pada Kerja Sama China dan Rusia Dalam Perlombaan Luar Angkasa Kedua Tahun 2021 Hebeiyanjas Reyhan Venkarentino; Irma Indrayani, SIP., MSi
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v8i1.2209

Abstract

This study focuses on the dynamics and the American response to cooperation in the field of space carried out by China and Russia in 2021. The aim is to evaluate and describe America's response to the cooperation of the two countries so as to give rise to the second space race in the current international spectrum. Space Power theory is used in research in order to be able to analyze the cases in this study. Collecting data was carried out through a literature study sourced from books, online news, and other descriptive qualitative data. The analytical method is used by looking at the theory as a knife to dissect the problems in both parties. The results of this study indicate that both parties do not want to give in to each other, especially America. Because they want each other to take prestige degrees in the international world. Kajian ini berfokus pada dinamika dan respon Amerika terhadap kerjasama di bidang keantariksaan yang dilakukan oleh China dan Rusia pada tahun 2021. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan respon Amerika terhadap kerjasama kedua negara tersebut sehingga saat ini menimbulkan perlombaan luar angkasa kedua dalam spektrum internasional. Teori Space Power digunakan dalam penelitian agar mampu menganalisis kasus-kasus dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan yang bersumber dari buku, berita online, dan data kualitatif deskriptif lainnya. Metode analisis digunakan dengan memandang teori sebagai pisau untuk membedah permasalahan di kedua belah pihak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua belah pihak tidak mau mengalah satu sama lain, terutama Amerika. Karena mereka ingin satu sama lain mengambil gelar bergengsi di dunia internasional.

Page 1 of 1 | Total Record : 10